Minggu, 30 Juni 2013

Mendorong Terciptanya Pendidikan Damai

Untuk menciptakan kehidupan yang damai dan sejahtera masih sangat sulit dan jauh dari apa yang diharapkan sampai sekarang. Ya teman-teman pasti tau, Indonesia terdiri dari bermacam-macam ras, suku,bahasa,agama,dan lainnya. Dengan perbedaan yang sedemikian banyak mau ngga mau pasti akan terjadi suatu tindakan rasis.
Mendorong Terciptanya Pendidikan Damai

Apa sih Rasisme itu? Ya menurut buku yang saya baca rasisme memiliki arti suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu, bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur yang lainnya. Mungkin intinya seseorang/kelompok yang terlalu membanggakan ras-nya ,garis keturunanya,atau ciri fisik yang dia miliki.

Ada satu kasus, itu terjadi waktu saya SMP , saya mempunyai teman sebut saja si A yang bergaris keturunan Ch*na dan si B yang bergaris keutunan S*nda.Maaf sebelumnya, bukan bermaksud untuk bertindak rasis juga tapi saya akan mencoba menceritakannya sedikit. Si B terus memanggila si A dengan sebutan “Cireng” atau “Ch*na loreng” dan si A menyebut si B “cebol” karena si B berpostur ngga tinggi-tinggi amat bisa disebut juga terlalu pendek. Yaa begitulaah mereka setiap harinya.

Rasisme ngga hanya terjadi di sekolah bahkan di Dunia Olahraga pun sering terjadi terutama sepakbola. Khususnya dalam hal warna kulit. Banyak penonton yang berkulit putih melemparkan pisang ke pemain yang berkulit hitam dilapangan, ada juga yang menirukan gaya kera dan ditujukkan kepada pemain yang berkulit hitam. Sebenarnya apa yang salah dari kulit hitam? Ngga ada kan?Ya mungkin hanya mereka yang tau.

Nah disini banyak kalangan yang beranggapan bahwa, pendidikan adalah jalan yang ampuh untuk menjadikan manusia yang berdadab dan bermartabat tinggi. Ya dapat dikatakan bahwa pendidikan damai itu bisa ditemukan di orang-orang yang berpendidikan dan bermartabat tinggi. Padahal itu juga salah, dengan adanya kasus Farhat Abas kemarin. Hmm mungkin kembali ke diri kita masing-masing aja ya teman-teman bagaimana kita menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Alangkah Indahnya jika Indonesia damai.

Salam Damai,
Tangguh Y. Pratama